STUDI EPIDEMIOLOGI KEJADIAN TUBERULOSIS DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL, D.I.YOGYAKARTA
DOI:
https://doi.org/10.47701/sikenas.vi.2881Keywords:
tuberculosis, epidemiology, gunungkidulAbstract
Indonesia merupakan negara berkembang dengan angka kejadian tuberkulosis (TB) yang tinggi. Pendekatan analisis spasial studi epidemiologi menggunakan Geographic Information System (GIS) dapat digunakan untuk mengetahui besaran masalah kesehatan di suatu wilayah. Tujuan: Mengetahui gambaran penderita TB di wilayah kerja puskesmas, Kabupaten Gunungkidul, D.I.Yogyakarta. Metode: Penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan sistem informasi geografis (SIG). Populasi penelitian yaitu penderita TB yang berasal dari 30 puskesmas yang berada di wilayah Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta pada tahun 2021. Variabel penelitian meliputi: usia, jenis kelamin, klasifikasi berdasarkan lokasi anatomi dan riwayat pengobatan TB, status pekerjaan, dan alamat rumah penderita. Data dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk pemetaan menggunakan aplikasi ArcView GIS version 3.1. Hasil: Penderita TB sebanyak 138 orang dengan kasus paling banyak terdapat di Kecamatan Wonosari (20,29%%), Kecamatan Ponjong (10,14%) dan Kecamatan Nglipar (9,42%). Mayoritas penderita TB berjenis kelamin laki-laki sebanyak 84 orang (60,87%), usia produktif (15-65 tahun) sebanyak 108 orang (87,26%), TB paru sebanyak 127 orang (92,03%), kasus TB baru sebanyak 124 orang (89,86%), bekerja sebanyak 65 orang (47,10%), dan penderita TB dengan HIV positif (+) terdapat sebanyak 3 orang (2,17%). Kesimpulan: Penderita TB di wilayah kerja puskesmas Kabupaten Gunungkidul, D.I.Yogyakarta lebih banyak terdapat pada laki-laki (60,87%), usia produktif (15-65 tahun) (87,26%), TB paru (92,03%), kasus TB baru (89,86%), bekerja (47,10%).
References
Agustina, F., Djam’an, Y. & Kusnanto, H 2016, Determinan Kejadian Tuberkulosis Paru BTA (+) di Kabupaten Bandung, Journal of Community Medicine & Public Health, 32, 331–338.
Bakri, F., Hengky, H.K. & Umar, F 2021, Pemetaan Faktor Risiko Kejadian Tuberkulosis di Kota Parepare, Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan, 4, 266–278.
Bustan, N 2006, Pengantar Epidemiologi, Rineka Cipta.
Fisher, R.P & Myers, B.A 2011, Free and simple GIS as Appropriate for Health Mapping in a Low Resource Setting: A Case Study in Eastern Indonesia, International Journal of Health Geographics, 10, 1–11.
Kemenristek RI, 2013, Modul 3 Analisis Spasial.
Maqfirah, M., Dangnga, M.S. & Hengky, H.K 2020, Pengaruh Merokok Terhadap Kejadian Konversi Sputum Pada Penderita Tuberkulosis Paru di Kota Parepare, Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan. 3, 206–217.
Muaz, F 2014, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam Positif Di Puskesmas Wilayah Kecamatan Serang Kota Serang Tahun 2014, Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Naomi, D.A., Dilangga, P., Ramadhian, M.R. & Marlina, N 2016, Penatalaksanaan Tuberkulosis Paru Kasus Kambuh. Jurnal Medula, 6, 20–27.
Novalisa, Susanti, R. & Nurmainah, 2022, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Penggunaan Obat Tuberkulosis pada Pasien di Puskesmas, Journal Syifa Science and Clinical Research, 4, 342–353.
Pangaribuan, L. & Lolong, D.B 2007, Faktor Determinan Terjadinya Tuberkulosis di Indonesia, Jurnal Ekologi Kesehatan, 9, 1166–1177.
Prahasta, E 2009, Sistem Informasi Geografis Konsep- Konsep Dasar, Informatika Bandung.
Suseno, B. & Latifah, U 2021, Karakteristik Penderita Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Madukara 2 Tahun 2020, Jurnal Medica & Sains, 7, 37–44.
Verista, R., Yustisia, N., Rahmawati, S. & Ningsih, C.F 2021, Hubungan Karakteristik Demografi Terhadap Kepatuhan Pasien Menjalani Pengobatan Tuberculosis (TBC) di Puskesmas Bintuhan Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu. Anjani Journal: Health Science Study, 1, 55–62.
Widyastuti, S.D., Riyanto & Fauzi, M 2018, Gambaran Epidemiologi Penyakit Tuberkolusis Paru (TB Paru) di Kabupaten Indramayu, Jurnal Care 6, 102–115.
World Health Organization, 2020, Global Tuberculosis Report 2019.