ANALISIS SPASIAL FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DI KABUPATEN BANTUL

Authors

DOI:

https://doi.org/10.47701/infokes.v8i1.198

Abstract

Pemanfaatan SIG untuk penelitian dalam ranah (Demam Berdarah Dengue) DBD telah banyak digunakan untuk penelitian surveilans, pemetaan, dan epidemiologi. Informasi yang dihasilkan digunakan sebagai alat epidemiologi untuk sistem peringatan dini wabah DBD yang memungkinkan pencegahan, pengendalian nyamuk dan meningkatkan kesiapan petugas kesehatan, fasilitas perawatan kesehatan dan masyarakat. Penelitian yang dilakukan adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian demam berdarah dengue, menggambarkan peta sebaran kasus DBD, dan analisis spasial terhadap tingkat kerentanan penyakit DBD di wilayah kerja puskesmas di Kabupaten Bantul. Analisis dilakukan dengan teknik pada sistem informasi geografis yang meliputi analisa buffer, analisis scoring/scaling, dan analisis overlay. Tempat studi kasus yang diambil berada di empat wilayah kerja puskesmas di Kabupaten Bantul (Puskesmas Kasihan 2, Puskesmas Sewon 2, Puskesmas Jetis 1, dan Puskesmas Sedayu 2). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepadatan penduduk, kepadatan pemukiman, jarak ke sungai, jarak ke tempat pemungutan sampah sementara, intensitas hujan, keberadaan tanaman bambu, kandang ternak, dan jarak terbang nyamuk dari penderita. Hasil dari penelitian ini adalah terlihatnya tingkat kerentanan DBD pada empat wilayah kerja puskesmas tersebut. Hasil ini membuktikan bahwa jumlah penderita DBD paling besar berada di wilayah kerentanan yang tinggi yang dipengaruhi oleh kedelapan faktor kejadian DBD. Khususnya untuk Puskesmas Kasihan 2, daerah kerentanan tinggi yang ada lebih luas dari kerentanan rendahnya, sehingga dibutuhkan pengelolaan yang lebih intensif dibandingkan dengan wilayah yang lain.

Kata kunci: Demam Berdarah Dengue, analisis spasial, Sistem Informasi Geografis

 

Abstract

GIS utilization for DHF (Dengue Hemorrhegic Fever) research has been widely used for surveillance, mapping, and epidemiology research. Information generated from analyzing spatial feature in GIS is used as an epidemiological tool to give early warning service. The information includes DHF outbreaks and prevention, mosquito control and preparedness of health workers in health care facilities and communities. The research studied factors related to the incidence of dengue hemorrhagic fever, and gave map of dengue disease cases in the working area of the Public Health Center in Bantul District. Buffer analysis, scoring / scaling analysis, and overlay analysis. Place of study is in four working areas of Public Health Center in Bantul District (Public Health Center Kasihan 2, Public Health Center Sewon 2, Public Health Center Jetis 1, and Public Health Center Sedayu 2). The variables used in the analysis within the study are population density, settlement density, distance to river, distance to temporary garbage collection, rain intensity, bamboo plants, cattle pens, and mosquito fly distance from patient. The result of the reseach is the map of the victim showed the working area of the four public health center. From the analysis result, we can see that the eight factors really affects the distribution of DBD patient, the highest DHF patients were living in the high vulnerability area. Especially for  Public Health Center Kasihan 2, it has wider high vulnerability area that others, so it requires more intensive management.

Keywords : Dengue Hemorrhagic Fever, spatial analysis, Geografic Information System

Downloads

Download data is not yet available.

References

Achmadi, Umar Fahmi, 2012, Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah, Rajawali Press, Jakarta.

Amalia, R., Sayono, Sunoto. Perilaku Bertelur Nyamuk Aedes aegypti pada Air Sumur Gali dan Air Comberan. Laporan Penelitian. Prosiding Seminar Nasional Hari Nyamuk. 2009. Hal: 92-98.

Chaikoolvatana, A., Singhasivanon, P., Haddawy, P. 2007. Utilization of a geographical information system for surveillance of Aedes aegypti and dengue haemorrhagic fever in north-eastern Thailand. Dengue Bulletin, 31: 75-82.

Chang, K., Lu, P.-L.,Ko, W.-C., Tsai, J.-J., Tsai, W.-H., Chen, C.-D., Chen, Y.-H., Chen, T.-C., Hsieh, H.-C., Pan, C.-Y., Harn, M.-R. 2009. Dengue fever scoring system: new strategy for the early ddetection of acute dengue virus infection in Taiwan. Journal Formos.Med.Assoc. Vol 108, hlm 879-885.

Derraik J.G.B. 2005. Mosquitoes Breeding in Phytotelmata in Native Forest in the Wellington Region, New Zealand. New Zealand Journal of Ecology, Vol 29, No 2, 2005, hlm 185-191.

Hadi UK, Koesharto FX. 2006.Nyamuk. Dalam : Sigit, S.H. dan

Upik K. Hadi, 2006. Hama Permukiman Indonesia; Pengenalan, Biologi dan Pengendalian. Unit Kajian Pengendalian Hama Permukiman - Bogor. Hal. 23-51.

Hidayat, M., Ludfi S., Hadi S.. 1997. Pengaruh pH Air Perindukan terhadap pertumbuhan dan Perkembangan Aedes aegypti Pra Dewasa. Laporan Penelitian. Cermin Dunia Kedokteran.Vol 119:47-49

Higgs, G., 2005. A Literature Review of the Use of GIS-Based Measures of Access to Health Care Services. Health Services & Outcomes Research Methodology, 5, pp.119-139.

Jerrett M, Gale S, and Kontgis C (2010). Spatial Modeling in Environmental and Public Health Research. Intern. J. Environ. Res. Public Hth. 7: 1302-1329.

Nyiarmiati. 2017. Analisis Spasial Faktor Risiko Lingkungan Pada Kejadian Demam Berdarah Dengue. Higeia Journal Of Public Health Research And Development, Vol 1, No 4, 2017, hlm :25-35.

Polson, K.A., Curtis, C., Seng C.M., Olson, J.G., Chantha N., Rawlins, S.C. 2002. The Use of Ovitraps Baited with Hay Infusion as a Surveillance Tool for Aedes Aegepti Mosquitoes in Cambodia. Dengue Bulletin, Vol 26, hlm 178-184.

Rosa E., Dahelmi, Salmah S., Syamsuardi. 2016. Density of Different Dipteran Larvae Inhabiting Phytotelmata from Some Locations of West Sumatera, Indonesia. American Journal of Zoological Research, Vol 4, No 1, hlm : 13-16.

Ruliansyah, Andri, Totok Gunawan, and Sugeng Juwono M, Pemanfaatn Citra Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi untuk Pemetaan Daerah Rawan Demam Berdarah Dengue (Studi Kasus di Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat, Aspirator, Volume 3, No. 2, 2011, hlm: 72-81.

Sithiprasasna, R., Patpoparn, S., Attatippaholkun, W., Suvannadabba, Sand Srisuphanunt, M. 2004. The geographic informatic system as an epidemiological tool in the surveillance of dengue virus-infected Aedes mosquitoes. Southesast Asian Journal of Tropical Medicine and Public Health 35, 918-926.

Suryana, N. 2006. Interpretasi citra dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran Demam Berdarah (DBD) studi kasus kota bandung, Fakultas Teknik Sipil Dan Lingkungan Institute Teknologi Bandung.

Wuriastuti, T. 2013. Perilaku Bertelur Nyamuk Aedes Aegypti Pada Media Air Tercemar. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia, Vol.2, No 1, 2013, hlm: 25-31.

How to Cite

Febri. (2018). ANALISIS SPASIAL FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DI KABUPATEN BANTUL. Infokes: Jurnal Ilmiah Rekam Medis Dan Informatika Kesehatan, 8(1). https://doi.org/10.47701/infokes.v8i1.198

Issue

Section

Artikel